Entri Populer

Rabu, 24 November 2010

ROCK N ROLL.....dan aku....











sejak masih muda gwe emang hobby dengerin lagu2 musisi rock jadul mancanegara,salah satunya the beatles dan roling stones.lagu2 mereka seperti: ask me why,i feel fine,yesterday,satisfaction,jumpin jack flash ampe susi q dan angie...ampe tua gwe ngga bakalan lupa ( duh sungguh ini suatu memory...semacam putaran waktulah...qiqiqi)
selebihnya setelah beatles and roling stones....the who,pink ployd,hollies,queen,deep purple,suzi quatro dan banyak lagi....yang gambarnya gwe pajang disini...


BINTANG HIDUPKU...(BIP BAND )

Aku slalu bernyanyi
lagu yang engkau ciptakan
kau nyanyikan

Dan aku slalu ikuti
semua cerita tentangmu
hari-harimu

Kau jadi inspirasiku
smangat hidup
di kala aku sedih
di kala aku senang
saat sendiri dan kesepian
kau bintang di hatiku

Apapun yang kau lakukan
baik dan buruk bagiku
tetap indah

Tak satupun alasan
untuk melupakanmu
meninggalkanmu

Aku slalu berdiri
mendukungmu
di kala engkau terbang
di kala engkau jatuh
sampai mati ku kan tetap setia

Aku slalu berdiri
dibelakangmu
dikala kau dipuja
dikala kau dihina
sampai mati ku kan tetap membela

Kau tetap..bintangku...
Kau lah superstar... ku...

(theklinx.blogspot.com)

Senin, 22 November 2010

GETAR CINTA...KLA





KLA PROJECT....dan seabrek tentang cintanya...duh, jadi inget masa muda...hahaha.


Album kedua KLa Project diluncurkan tahun 1990 dengan title “Album Kedua” Dan inilah album KLa yang mendapat banyak penghargaan. Di album ini benar-benar para personil Kla bermain total untuk menghasilkan musik yang berkwalitas dan hasilnya terbukti album ini sangat laris di dipasaran. Selain lagu Yogyakarta yang dijagokan, di album ini hampir semua lagu enak untuk dinikmati. Saya secara pribadi sangat setuju kalau album ini menjadi salah satu album yang menjadi pilihan majalah Rolling Stone dalam “150 Album Musik Indonesia Sepanjang Masa”. Tetapi kenapa terabaikan ?

Track List :

1. Yogyakarta (Adi Adrian & Katon Bagaskara)
2. Lagu Baru (Adi Adrian, Katon Bagaskara, Ari Burhani)
3. Bantu Aku (Katon Bagaskara)
4. Semoga (Lilo Radjadin & Katon Bagaskara(
5. Terkadang (Ari Burhani)
6. Jarak Dua Kota (KLa Project)
7. Lara Melanda (Katon Bagaskara)
8. Si Muda Pembaruan (Adi Adrian & Katon Bagaskara)
9. Baiknya (Katon Bagaskara)
10. Seandainya (Ari Burhani)

Album : Kedua
Produksi : Team Indonesia (1990)

Formasi KLA are :
-Katon Bagaskara
-Lilo Radjadin
-Adi Adrian
-Ari Burhani

Bintang tamu : Fransisca Insani


Album KLA adalah album pertama KLA Project yang mendapat sambutan cukup luar biasa dari pecinta musik Indonesia, ini merupakan kelanjutan sukses mereka setelah single “Tentang Kita” di 10 Bintang Nusantara. Dalam album pertama ini lagu Rentang Asmara dijagokan selain Jumpa Kamu, Laguku dan juga Tentang Kita yang dimasukkan dalam dalam album ini.

Track List :
1. Rentang Asmara (Katon Bagaskara)
2. Jumpa Kamu (Katon Bagaskara)
3. Waktu Tersisa (Katon & Adi)
4. Rindu (Katon & Lilo)
5. Tentang Kita (Katon & Lilo)
6. Bunda (Ari Burhani)
7. Lantai Dansa (Lilo & Katon)
8. Anak Dara (Katon Bagaskara)
9. Laguku (Katon & Adi)

Album : KLa
Produksi : Team Records (1989)

Formasi KLA are :
-Katon Bagaskara
-Lilo Radjadin
-Adi Adrian
-Ari Burhani

Bintang tamu : Fransisca Insani

( theklinx.blogspot.com)


SEMOGA DAN SEMOGA...

Merenungkanmu kini, menggugah haruku

Berbagai kenangan berganti, masa yang t'lah lalu

Sebenarnya ku ingin menggali hasrat untuk kembali...


Melukiskanmu lagi, di dalam benakku

Perlahan terbayang pasti garis wajahmu

Kehangatan cinta kasih dapat kubaca jelas di situ...


Adakah waktu mendewasakan kita

Kuharap masih ada hati bicara

Mungkinkah saja terurai satu persatu

Pertikaian yang dulu, bagai pintaku...


Semoga...


Lihatlah ku di sini, memendam rindu

Setiap ku berseru, yang kusebut hanya namamu...


Adakah waktu mendewasakan kita

Kuharap masih ada hati bicara

Mungkinkah saja terurai satu persatu

Pertikaian yang dulu, bagai pintaku...


Sebenarnya kuingin menggali hasrat kembali

Kuharap agar kau mengerti...


Semoga...


TINGGAL SEHARI...

wahai dengar satu umpama
bisa kau alami
Pabila pada esok hari
ajalmu menyapa

Sementara….
begitu banyak hal tertunda
tak sempat tuntas semua

Jika tinggal sehari
hidupmu di dunia ini
Engkau kan perbuat apa
yang tak sia-sia?

Kan kupeluk orang tercinta
syukuri karunia
Coba hibur hati mereka
yang pernah kuhina

Jangan sampai…
masih tersisa dendam di dada
tak sempat damai berkuasa

Jika tinggal sehari
usiamu di dunia ini
Engkau kan perbuat apa
suatu yang bermakna

( the klinx blogspot)

SATU KAYUH BERDUA...

Ingin kukirim bunga, yang pantas kau terima

Atau tuliskan lagu, s'kedar menuang rindu

Apa saja ku mampu, asal itu buatmu

Kuharap engkau suka, beri kecil binar mata


Ingin dengar candamu, di telepon bicara

Pastinya kau tersipu, waktu ku merayumu

Apa saja ku mau, 'tuk meraih hatimu

Kuharap mengkau suka, beri kecil binar mata, melekat erat di jiwa


Sudikah naik ikut perahuku

Berkain layar cinta

Arungi warna-warni gelombang dunia

Satu kayuh berdua

'Tuk sampai di sana ...


Apa saja ku mampu, 'tuk meraih hatimu

Kuharap engkau suka, beri kecil binar mata

Melekat erat di jiwa


Sudikah naik ikut perahuku

Berkain layar cinta

Arungi warna-warni gelombang dunia

Satu kayuh berdua

'Tuk sampai di sana ...

Kau turut serta ...


Sudikah naik ikut perahuku

Berkain layar cinta

Arungi warna-warni gelombang dunia

Satu kayuh berdua

( lirik hanya koleksi pribadi..theklinx.blogspot.com )


FEEL SOMETHING...

I feel something that never realized
In the middle of the night
When I looked back to my past life
Fully, great full memory

There was a little caught light
Shinning on my path clear all of my sight
So souldnt get any mistakes
Choosing right step which I had to take

I feel something that never realized
When looked around of me
Many happens need to be recognized
Show us to a sign

People sharing each other
Loving, caring and helping in every way
Fight everythings because of Him
I just want to pray

My everyone will do the same


Meski T`lah Jauh - Kla project

Lirik Lagu & Kord Gitar Meski T`lah Jauh - Kla project


Kadang angan
Terbang jauh ke awan
Rasa rindu, kian menawan
Dingin dan kelam

Remukanku di dalam
Kadang murung
Meluap tak terbendung
Rasa sesal smakin mengurung

Sejak kau pergi
Berlari dan menangis
Meski tlah jauh ke mana
Kau coba tuk sembunyi

Satu saat nanti akan kembali ... jua
Oleh cinta
Telah lama kabar menghampa
Namun kisah kita, takkan mudah terlupa...

(theklinx.blogspot.com)

JEJAK LANGKAHKU....



STAGE 1

Kali ini aku berjalan sendiri
menyusuri tepi hari
ada raga yang pasrah
terbang tanpa arah
malamku sepertinya mencekam
pagiku terasa meragu
ngerokok lagi...
ngerokok lagi...
ups...
dan...detak jantungpun,mulai menghitung hari...


STAGE 2

ada yang hilang di balik jendela reyot itu
senyum dingin,tua dan menakutkan
yang tiap pagi, matanya selalu menyapaku...kosong
yang selalu menungguku dengan rasa tanda tanya
yang selalu mengawasiku dari kecil hingga dewasa
kemana dia...?
hmm......
ada yang hilang di balik jendela kusam itu
senyum itu...
mata itu...
yang kutahu,hilang dan tak pernah balik lagi...

Minggu, 21 November 2010

LIPSTIK...eh...LIPSYNC...halal hukumnya..hihihhhi

MADU dan RACUN



Bukannya mau meracuni anak tapi beginilah jadinya dan lihatlah hasilnya....wkwkwkwkwk...

GARIS TEPI KU....dibaca boleh,di kritik...? hahahaha....



MISKIN : Duit bukanlah segala-galanya ( bukan jawaban bagi persoalan yang ada ),sehingga menjadi wajar saja apabila program yang memandang persoalan kemiskinan hanya karna persoalan kurangnya modal,lantas bentuk programnya adalah bantuan modal kerja maka hasil evaluasi akhir sering tidak seimbang,dimana persoalan lebih dominan daripada keberhasilan,misalnya kredit macet,usaha bangkrut,dan utang yang melilit.secara berangsur,masyarakat menjadi sasaran kembali dalam kategori miskin.(klinx.blogspot.com)

DISAYANG ISTRI : mungkin sudah kodrat atau anugerah buat gwe (hehehe),hampir setengah hidup gwe...jarang bangun pagi..(wkwkwkwkwk),gwe biasa melewatkan malam sendiri hingga larut. nonton tipi,bermusik,menulis,mbaca sampai melukis...( sungguh ini perbuatan tercela yg ngga patut ditiru...hihihi ).namun jika pagi, istri selalu membangunkan penuh kasih...disuruh ngopi plus sarapan...abis tuh ya kalau ngga kerja....gwe molor lagi....hohohohohoho....love you honey...

AYAH YANG BAIK : Seorang ayah harus bisa membimbing anaknya hingga dewasa...ayah selalu tersenyum jika melihat anaknya pulang bermain dengan menangis,ia ngga pernah lelah jika menggendong anaknya,dan selalu kalah jika bermain denganya...selalu mengalah saat makan dan selalu yang terakhir saat tidur...

ETIKA : Simak baik2 kata-kata ini "Belajar etika di negeri orang"...hahahaha....yang benar aja gan...negeri kita kaya akan etika dan selalu santun pada siapa aja..INDONESIA selain kaya akan alam, kaya juga akan etika...

GRASI : Mo..jadi apa bangsa ini...yang dipenjara kok masih bisa pesta...hahahaha..( pastinya ada yang salah neh...gan )

GADGET : hore...hore...hore...dapet maenan baru lagi,tapi kok bingung yah...makenya...duh teknologi..teknologi...jadi salah tingkah...

SESAL : DAN...syurga itu kurasa bernama keluarga...

KANGEN : itulah manusia,suatu saat pasti merindukan lagi suatu yg pernah ada,yg indah di masa2 lalunya....

BUDAYA : apa itu kebudayaan...? kebudayaan bgi gwe adalah,sesuatu yang baik,yang pernah ada terpelihara dan dipelihara trus hingga kini keberadaanya. salah satunya....KORUPSI....qiqiqiqiqi...( tolong di scan anti virus...hehehe...)

0PINI : manusia dan lingkungan selalu banyak ragamnya sikut menyikut,tindih menindih tuk sebuah jabatan itu cerita biasa...sering gwe berpikir.uang memang dicari namun harta ngga mungkin dibawa mati...bagi gwe carilah temen sebanyak,banyaknya...itu jelas dan satu saat dia pasti bisa menolong kita...

SADIS : Duh...apa yang terjadi lagi..banyak TKI disiksa di luar negeri..( wong nyata2 sudah membantu kok malah derita yg diterima )kasihan....

Sedikit tentang PRAMOEDYA dan TAN MALAKA.





Dihargai Dunia Dipenjara Negeri Sendiri


Ia bagaikan potret seorang nabi, yang dihargai oleh bangsa lain tetapi dibenci di negerinya sendiri. Pramoedya Ananta Toer, seorang pengarang yang pantas menjadi calon pemenang Nobel. Ia telah menghasilkan belasan buku baik kumpulan cerpen maupun novel. Kenyang dengan berbagai pengalaman berupa perampasan hak dan kebebasan. Ia banyak menghabiskan hidupnya di balik terali penjara, baik pada zaman revolusi kemerdekaan, zaman pemerintahan Soekarno, maupun era pemerintahan Soeharto.

Di zaman revolusi kemerdekaan ia dipenjara di Bukit Duri Jakarta (1947-1949), dijebloskan lagi ke penjara di zaman pemerintahan Soekarno karena buku Hoakiau di Indonesia, yang menentang peraturan yang mendiskriminasi keturunan Tionghoa.

Setelah pecah G30S-PKI, Pramoedya yang anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat - onderbouw Partai Komunis Indonesia - ditangkap dan dibuang ke Pulau Buru sampai tahun 1979. Siksaan dan kekerasan adalah bagian hari-harinya di tahanan dan terpaksa kehilangan sebagian pendengarannya, karena kepalanya dihajar popor bedil.

Setelah bebas pun, Pramoedya dijadikan tahanan rumah dan masih menjalani wajib lapor setiap minggu di instansi militer. Meskipun ia sudah ‘bebas’, hak-hak sipilnya terus dibrangus, dan buku-bukunya banyak yang dilarang beredar terutama di era Soeharto. Pemerintah telah mengambil tahun-tahun terbaik dalam hidupnya, pendengarannya, papernya, rumahnya dan tulisan-tulisannya.

Ia dilahirkan di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 oleh seorang ibu yang memberikan pengaruh kuat dalam pertumbuhannya sebagai individu. Pramoedya mengatakan bahwa semua yang tertulis dalam bukunya teinspirasi oleh ibunya. Karakter kuat seorang perempuan dalam karangan fiksinya didasarkan pada ibunya, “seorang pribadi yang tak ternilai, api yang menyala begitu terang tanpa meninggalkan abu sedikitpun’. Ketika Pramoedya melihat kembali ke masa lalu, ia melihat “revolusi Indonesia diwujudkan dalam bentuk tubuh perempuan – ibunya. Meskipun karakter ibunya kuat, fisik ibunya menjadi lemah karena TBC dan meninggal pada umur 34 tahun, waktu itu Pramoedya masih berumur 17 tahun.

Setelah ibunya meninggal, Pramoedya dan adiknya meninggalkan rumah keluarga lalu menetap di Jakarta. Pramoedya masuk ke Radio Vakschool, di sini ia dilatih menjadi operator radio yang ia ikuti hingga selesai, namun ketika Jepang datang menduduki, ia tidak pernah menerima sertifikat kelulusannya. Pramoedya bersekolah hingga kelas 2 di Taman Dewasa, sambil bekerja di Kantor Berita Jepang Domei. Ia belajar mengetik lalu bekerja sebagai stenografer, lalu jurnalis.

Ketika tentara Indonesia berperang melawan koloni Belanda, tahun 1945 ia bergabung dengan para nasionalis, bekerja di sebuah radio dan membuat sebuah majalah berbahasa Indonesia sebelum ia akhirnya ditangkap dan ditahan oleh Belanda tahun 1947. Ia menulis novel pertamanya, Perburuan (1950), selama dua tahun di penjara Belanda (1947-1949).

Setelah Indonesia merdeka, tahun 1949, Pramoedya menghasilkan beberapa novel dan cerita singkat yang membangun reputasinya. Novel Keluarga Gerilya (1950) menceritakan sejarah tentang konsekuensi tragis dari menduanya simpati politik dalam keluarga Jawa selama revolusi melawan pemerintahan Belanda.


Cerita-cerita singkat yang dikumpulkan dalam Subuh (1950) dan Pertjikan Revolusi (1950) ditulis semasa revolusi, sementara Tjerita dari Blora (1952) menggambarkan kehidupan daerah Jawa ketika Belanda masih memerintah. Sketsa dalam Tjerita dari Djakarta (1957) menelaah ketegangan dan ketidakadilan yang Pramoedya rasakan dalam masyarakat Indonesia setelah merdeka. Dalam karya-karya awalnya ini, Pramoedya mengembangkan gaya prosa yang kaya akan bahasa Jawa sehari-hari dan gambar-gambar dari budaya Jawa Klasik.

Di awal tahun 50-an, ia bekerja sebagai editor di Departemen Literatur Modern Balai Pustaka. Di akhir tahun 1950, Pramoedya bersimpati kepada PKI, dan setelah tahun 1958 ia ditentang karena tulisan-tulisan dan kritik kulturalnya yang berpandangan kiri. Tahun 1962, ia dekat dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat yang disponsori oleh PKI yang kemudian dicap sebagai organisasi “onderbow” atau “mantel” PKI.



Di Lekra ia menjadi anggota pleno lalu diangkat menjadi wakil ketua Lembaga Sastra, dan menjadi salah seorang pendiri Akademi Multatuli, semua disponsori oleh LEKRA. Pramoedya mengaku bangga mendapat kehormatan seperti itu, meskipun sekiranya Lekra memang benar merupakan organisasi mantel PKI.

Kemudian terjadi peristiwa rasial anti-Tionghoa semasa Indonesia telah merdeka, formal oleh negara, dalam bentuk PP 10 -1960. Buku Hoakiau di Indonesia yang diluncurkan sekarang ini, pertama diterbitkan oleh Bintang Press, 1960, merupakan reaksi atas PP 10 tersebut. Peraturan Pemerintah nomor 10 ini kemudian berbuntut panjang dengan terjadinya tindakan rasial di Jawa Barat pada 1963, yang dilakukan oleh militer Angkatan Darat. Karena buku ini pula ia dijebloskan lagi ke penjara di zaman pemerintahan Soekarno.

Setelah keluar dari penjara karena soal Hoakiau itu, Profesor Tjan Tjun Sin memintanya “mengajar” di Fakultas Sastra Universitas Res Publica milik Baperki, yang sekarang diubah namanya menjadi Universitas Trisaksi yang kini bukan lagi milik Baperki. Ajakan ini sempat membuatnya merasa tidak enak karena SMP saja ia tidak lulus dan belum punya pengalaman dalam mengajar. Meskipun begitu, Pramoedya mengaku menggunakan caranya sendiri. Setiap mahasiswa ia wajibkan mempelajari satu tahun koran, sejak awal abad ini. Setiap tahun ada sekitar 28 mahasiswa yang ia beri tugas itu, sehingga Perpustakaan Nasional menjadi penuh dengan mahasiswanya.



Dari para mahasiswa-mahasiswi yang sebagian terbesar WNI keturunan Tionghoa, ia menerima sejumlah informasi tentang perlakuan pihak militer terhadap keluarga mereka yang tinggal di Jawa Barat. Ternyata rasialisme formal ini ditempa oleh beberapa orang dari kalangan elit OrBa untuk meranjau hubungan antara RI dengan RRC, yang jelas, sadar atau tidak, menjadi sempalan perang-dingin yang menguntungkan pihak Barat.

Di tahun 1965-an, Suharto memimpin setelah mengambil alih pemerintahan yang didukung oleh Amerika yang tidak suka Sukarno bersekutu dengan Cina. Mengikuti cara Amerika, Suharto mulai membersihkan komunis dan semua orang yang berafiliasi dengan komunis. Suharto memerintahkan hukuman massal, tekanan masal dan memulai Rezim Orde Baru yang dikuasai oleh militer. Akibatnya, ia ikut dipenjara setelah kudeta yang dilakukan komunis tahun 1965.

Meskipun Pramoedya tidak pernah menjadi anggota PKI, ia dipenjara selama 15 tahun karena beberapa alasan: pertama, karena dukungannya kepada Sukarno, kedua, karena kritikannya terhadap pemerintahan Soekarno, khususnya ketika tahun 1959 dikeluarkan dekrit yang menyatakan tidak diperbolehkannya pedagang Cina untuk melakukan bisnis di beberapa daerah. Ketiga, karena artikelnya yang dikumpulkan menjadi sebuah buku berjudul HoaKiau di Indonesia. Dalam buku ini, ia mengkritik cara tentara dalam menangani masalah yang berkaitan dengan etnis Tionghoa. Pemerintah membuat skenario ‘asimilasi budaya’ dengan menghapus budaya Cina. Sekolah-sekolah Cina ditutup, buku-buku Cina dibredel, dan perayaan tahun Baru Cina dilarang.

Pada masa awal di penjara, ia diijinkan untuk mengunjungi keluarga dan diberikan hak-hak tertentu sebagai tahanan. Di masa ini, ia dan teman penjaranya diberikan berbagai pekerjaan yang berat. Hasil tulisan-tulisannya diambil darinya, dimusnahkan atau hilang. Tanpa pena dan kertas, ia mengarang berbagai cerita kepada teman penjaranya di malam hari untuk mendorong semangat juang mereka.

Pada tahun 1972, saat di penjara, Pramoedya ”terpaksa” diperbolehkan oleh rezim Soeharto untuk tetap menulis di penjara. Setelah akhirnya memperoleh pena dan kertas, Pramoedya bisa menulis kembali apalagi ada tahanan lain yang menggantikan pekerjaannya. Selama dalam penjara (1965-1979) ia menulis 4 rangkaian novel sejarah yang kemudian semakin mengukuhkan reputasinya.



Dua di antaranya adalah Bumi Manusia (1980) dan Anak Semua Bangsa (1980), mendapat perhatian dan kritikan setelah diterbitkan, dan pemerintah membredelnya, dua volume lainnya dari tetralogi ini, Jejak Langkah dan Rumah Kaca terpaksa dipublikasikan di luar negeri.



Karya ini menggambarkan secara komprehensif tentang masyarakat Jawa ketika Belanda masih memerintah di awal abad 20. Sebagai perbandingan dengan karya awalnya, karya terakhirnya ini ditulis dengan gaya bahasa naratif yang sederhana. Sementara itu, enam buku lainnya disita oleh pemerintah dan hilang untuk selamanya.

Beberapa tahun setelah dibebaskan tahun 1969, Pramoedya dijadikan tahanan rumah dan harus melapor setiap minggu kepada militer. Pemerintah telah mengambil tahun-tahun terbaik dalam hidupnya, pendengarannya, papernya, rumahnya dan tulisan-tulisannya.

Sebenarnya semenjak tahun 1960-an, minatnya yang besar pada sejarah membuatnya suka mengumpulkan berbagai artikel atau tulisan dari berbagai koran yang kemudian diklipping-nya.



Kini belasan bukunya sudah diterjemahkan lebih dari 30 puluh bahasa termasuk Belanda, Jerman, Jepang, Rusia dan Inggris. Karena prestasinya inilah ia dianggap sebagai orang yang paling berpengaruh di Asia (selain Iwan Fals dari Indonesia) versi majalah Time dan telah memperoleh berrbagai penghargaan seperti PEN Freedom-to-Write Award, Wertheim Award dari Belanda, serta Ramon Magsaysay Award (dinilai dengan brilyan menonjolkan kebangkitan dan pengalaman moderen rakyat Indonesia).

Novel-novel sejarah yang dibuat oleh Pramoedya mengungkap sejarah yang tidak tercatat dalam buku-buku sejarah, yang kebanyakan jauh dari kenyataan. Seperti Nelson Mandela, ia menolak untuk memaafkan pemerintah yang telah mengambil banyak hal dalam kehidupannya. Ia khawatir bila ia mudah memaafkan, sejarah akan segera dilupakan. Ia menekankan pentingnya mengetahui sejarah seseorang sehingga orang lain tidak mengulangi kesalahan yang sama di tahun-tahun yang akan datang.

Pramoedya juga menyukai karya sastrawan lain seperti Leo Tolstoy, Anton Chekov, atau John Steinbeck. Kekagumannya pada gaya bercerita Steinbeck yang detail juga mempengaruhinya dalam menulis. Namun, Pramoedya tidak suka dengan karya Ernest Hemingway, yang dianggapnya tidak manusiawi.

Selain membuat novel, ternyata Pramoedya, pengagum peraih Nobel, Gunter Grass ini, pernah juga menyusun syair-syair puisi. ”Tapi saya sudah mulai bosan dengan perasaan,” kata anak Kepala Sekolah Instituut Boedi Oetomo, Blora. Karena itu, dia hanya membuat novel yang rasional, dan sama sekali tak menyukai sastra yang bergaya irasional.

Kini, Pram di usianya yang ke 78 tahun mengaku sudah makin kepayahan. Mencangkul yang dulu bisa dia lakukan enam hingga delapan jam hanya bisa dua jam saja. Bahkan pernah, selama dua tahun, Pram sama sekali tidak bisa mengangkat benda apa pun. Itu mulai dia sadari saat hujan datang, ketika dia masih mencangkul di kebun. Dia hanya ingin bersunyi-sunyi di kediamannya, beternak dan berkebun sembari mengenang masa lalunya di Blora, di daerah bagian kelompok masyarakat Samin yang dikenal antiperaturan kolonialis.

Dia bahkan sudah tidak menulis novel lagi dan hanya sekali-sekali menulis essai. Dalam hidupnya di tengah-tengah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan kelas, Pramoedya masih meneruskan perjuangannya menuntut tidak hanya kebebasan menulis tetapi juga kebebasan membaca. Sekarang buku-bukunya tidak lagi dibredel, dan dapat dilihat di rak-rak buku setiap toko buku dan perpustakaan di seluruh Indonesia.



Tahun 2002, bersama musisi Iwan Fals dan Pramoedia Ananta Toer juga dinobatkan majalah Time Asia sebagai "Asian Heroes". ?e-ti/Atur Lorielcide Paniroy, dari berbagai sumber.



*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)....( lagi...gwe kutip dari tokoh indonesia dotcom )....theklinx.blogspot.com


Hampir sama seperti tokoh-tokoh lainnya, Tan Malaka adalah sosok pahlawan kesepian hingga di akhir hayatnya. Ia terus berjuang merealisasikan mimpi-mimpi kemerdekaan Indonesia yang ada di benaknya. Sebelum pembentukan konsep Indonesia, ia justru jauh lebih dulu memiliki ide republic ini yang pernah ia tawarkan dalam bukunya Naar de Republiek Indonesia. Saya benar-benar dibuat terkagum-kagum oleh laki-laki minang ini. Kalau boleh saya mengatakan, Tan Malaka adalah orang-orang yang benar2 “gila”! Luar bisa. Seorang yang sangat cerdas dan idealis, namun mampu begerak menuntaskan idealismenya hingga wilayah praksis. Sebelumnya, saya hanya mengetahui tentang sebagian tentang dirinya dari Madilog dan buku lain, yang belum begitu komprehensif. Saya kemudian mendapatkan gambaran yang agak utuh ketika Majalah Tempo Khusus Kemerdekaan yang meskipun tidak setebal buku lainnya, namun cukup gamblang menceritakan dirinya dari berbagai sudut pandang. Baik menurut beberapa tokoh, saksi-saksi, maupun berdasarkan beberapa buku yang ditulisnya ; Madilog, Gerpolek, Dari Penjara ke Penjara, Actie Massa, Menuju Indonesia Merdeka, dll. Terutama penjelasan dari Harry A. Poeze yang sejak tahun ‘70an telah secara fokus menelitinya. Semuanya dibahas sejak ia lahir hingga tewas pada agresi pada tahun 1949.

Semangat dan impian Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka untuk menciptakan Indonesia seratus persen, bermartabat, dan bukan karena pemberian hadiah dari Belanda, telah membawa ia pada pengembaraan panjang. Dengan kecerdikannya ia dapat luntang-lantung ke berbagai negara belahan dunia; Harleem (Belanda), Berlin, Moskow, Kanton (Cina), Rusia, Singapura,Filipina, Thailand, Burma, Malaysia, Hongkong, Amoy, dll dengan berganti-ganti nama dan bermacam profesi dalam masa penyamarannya. Entah beberapa kali pula ia ditangkap dan diasingkan, namun tekadnya tak pernah surut selangkahpun. Perjuangan telah membuatnya menjadi seseorang yang dikatakan “tak normal”. Dalam artian, jauh dari keluarga, kehidupan yang tak layak, dan bahkan dalam urusan cinta. Tapi kehilangan segala yang harus dimilikinya tak menjadi soal baginya. Segalanya terkalahkan oleh aktifitasnya untuk untuk memperjuangkan tanah air.

Hal yang menjadikan ia berbeda dengan tokoh-tokoh lain sezamannya adalah sikap teguh pendirian dalam memegang prinsip. Bila Sutan Syahrir memilih jalan diplomasi, atau sokarno-Hatta yang bersikap lunak terhadap Belanda, maka ia bersama jendral Soedirman lebih memilih jalan revolusi secara radikal dengan melakukan perlawanan gerilya, nasionalisasi aset dan pengambilalihan kekuasaan Belanda. Baginya tak ada kompromi dalam hal kemerdekaan. Ia menganalogikan bahwa tak akan ada tuan rumah yang mau berunding dengan maling di rumah sendiri.

Keteguhan ini pula yang akhirnya membuat ia keluar dari jabatan pemimpin Komintern se Asia Pasifik serta Partai Komunis Indonesia karena menganggap organisasi dan partai tersebut tak sejalan lagi dengan apa yang diharapkannya, khususnya ketika ia memutuskan untuk bekerja sama dengan Serikat Islam, mendukung Pan-Islamisme. Sepeninggalnya dari dua organisasi tersebut, lalu ia membuat PARI (partai Republik Indonesia), serta Partai Murba yang menjadi kelanjutannya setelah PARI mati.

Banyak mozaik sejarah hidupnya yang membuat saya terharu. Misal, ketika di Bayah, ia melamar bekerja sebagai kerani yang tak hanya menjalankan tugas menjadi juru tulis di perusahaan, namun ia juga mempengaruhi pihak perusahaan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan romusha. Ia kerap membelikan makanan kepada romusha dengan gajinya sendiri.

Selain itu, ketika di Yogyakarta pun ia pernah mendirikan sekolah rakyat bagi pemimpin revolusioner dengan tujuan mendidik pribumi yang sering dibodohi oleh penjajah dengan kontrak-kontrak kerja yang tak dipahami. Sayang, ketika sekolah itu berkembang dan diikuti oleh beberapa daerah di Jawa, Tan tak dapat menyaksikannya karena harus kembali malang melintang melanjutkan misinya. Begitu juga dengan kemerdekaan negara republik Indonesia yang telah lama ia konsep, namun ironis, ketika proklamasi ia tidak ikut campur serta menyaksikannya karena tidak mengetahui. Apalagi soal cinta? Jangan ditanya. Ia selalu ditolak oleh pujaan hatinya, Syarifah Nawawi, karena dianggap orang yang aneh. Hingga tamat riwayat pun ia tetap menjadi lelaki yang sendirian.

Sesuatu yang dapat digarisbawahi dari seorang Tan Malaka adalah bahwa seorang pejuang tak hanya mampu berpikir orisinil. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana ide-ide orisinil tersebut dapat dipertahankan. Perkara mempertahankan idealisme bukanlah hal yang gampang, apalagi mewujudkannya. Sejarah telah membuktikannya. Betapa banyak aktivis mahasiswa yang akhirnya mundur atau menghianati perjuangannya ketika berhadapan dengan kemapanan. Inipula yang terkadang membayangi saya seandainya suatu saat menjadi bagian dari penegak hukum. Jangankan berbicara tentang masa depan, masa sekarangpun yang seharusnya diwarnai dengan aksi-aksi heroik layaknya Tan Malaka ketika dulu belum mampu untuk dijejaki. Mungkin memang benar apa yang dikatakan Deliar Noer dalam biografi Mohammad Hatta bahwa faktor yang sangat mempengaruhi karakter pemuda-pemuda pada zaman pra kemerdekaan adalah salah satunya gejolak situasi politik dan ekonomi, ketertindasan, penjajahan yang secara langsung dirasakan.Tapi apakah saat ini penjajahan itu tak ada? Atau mungkin kita saja yang tak mengenali penjajahan gaya baru itu?

Terakhir, saya tutup tulisan ini dengan penghormatan tinggi kepada Tan Malaka. Sayang, saya tidak dapat menyimak riwayatnya sejak di bangku sekolah dulu. Indonesia telah menghilangkannya dari sejarah mungkin sejak pembersihan paham-paham komunis,meskipun ia telah diangkat menjadi pahlawan nasional pada tahun 1963. Seandainya sejak di bangku sekolah telah dikenalkan sejarah ini, mungkin ketika orang bertanya “siapa bapak Republik Indonesia??”, saya pasti akan lantang menjawab : TAN MALAKA!...( gwe kutip dari blog syiila_akai )....theklinx.blogspot.com

Hentakan kaki...SLANK...piss




SLANK...dan reformasi musik indonesia...!! piss...salam ala slank ( slankers ) ini di taon 90an,membahana di seluruh anak muda indonesia ( termasuk gwe yg waktu itu masih single...alias belon meried ) hahahaha..ada beberapa catatan tentang slank yang gwe ingat.gwe kenal slank taon 83.saat itu grup band ini sering membawakan lagu2 grup musik luar,dan sering memakai kostum ber ornamen tenunan bali ( kalau gwe ngga salah ).di taon akhir 80an ada majalah musik lokal ( setelah aktuil di taon 70an ) yaitu VISTA musik yang sering mengulas tentang grup musik ini.slank formasi lama menurut gwe sangat yahud.ada bongky,pay n indra qadarsih...musik yang berkualitas dan lirik lagu keras agak vulgar ( tapi tetap berkualitas ).sayang grup band ini pecah ditengah jalan lantaran kesibukan mereka masing2 ( pay,indra,bongky membentuk BIP..sementara slank tetap jalan hingga kini ).gwe punya beberapa lagu andalan slank saat muda ( hingga tua ) sperti : memang,kalah,percuma,american style,terbunuh sepi,anyer 10 maret,bang2 tut dan generasi biru.kesemua lagu2 ini menurut gwe punya rasa musik yang beda,rumit dan ngga asal2an ( slank emang huebaaaat..),tapi bukan semua lagu mereka di masa lalu itu ngga top,bagi gwe hampir semua album slank via indra,bongky n pay siburian...top bangeeeeeeeeeet...hehehee...dulu di taon 70an ( yg gwe baca ) ada kelompok band anak muda bernama guruh gipsy yang bikin geger musik indonesia ( pd waktu itu...).dengan aransemen musiknya yang nyeleneh,menggabungkan musik etnik bali dan rock progesive ( dua personilnya adalah alm chrisye pada bass,dan guruh sukarno pada piano ),sampai sekarang menurut kritikus musik indonesia,grup band gipsy dan albumnya,adalah grup musik dan album terbaik sepanjang masa yang pernah ada...ck...ck...ck.nah...!! dengan tidak mengurangi rasa hormat gw pada grup musik indonesia lainya di taon 90an slank dan album lamanya lah yang patut mendapat gelar itu...sekali lagi musik yg berkualitas,lirik yang pedas...piss slankers...berkaryalah terus....hidup rock nroll...indonesia....( jejak langkahku...the klinx.blogspot.com )


bicara tentang kebebasan
hanyalah kata kiasan
oceh disini,ngoceh disana
bisa2 bikin jantungan
isi mimpi dan kata hati
terdengar cuma basa-basi
jujur dibilang,terlalu berani
akhirnya gwe frustasi
kami butuh sedikit kebebasan
kami butuh nafas panjang
tanpa telanjangi harga diri orang
hanya bicara soal kenyataan
suka-tak suka ini cuma
ungkapan suara hati
maafkan saja,kalau tak sopan
maklum kami memang kampungan...( yaah...gwe sendiri juga kampungan...wkwkwkwk )



Gerimis ditengah malam ..

Ditempat sedingin ini .. aku sendiri ..

Dan tak ada ..tempat mengadu ..

Dan bibir untuk kukecup..sepi membunuhku ..

Terbunuh..sepi..

Kuterlepas tak terkendali ..

Dan aku tenggelam .. semakin dalam ..

Oh tak ada .. tempat berteduh

Dan tubuh untuk kupeluk.. sepi membunuhku..

Kuterbunuh...sepi...


ANYER 10 MARET...

Malam ini
Kembali sadari aku sendiri
Gelap ini
Kembali sadari engkau telah pergi
Malam ini
Kata hati harus terpenuhi
Gelap ini
Kata hati ingin kau kembali

Hembus dinginnya angin lautan
Tak hilang ditelan bergelas-gelas arak
Yang kutenggakkan…ooo….

Malam ini
Kubernyanyi lepas isi hati
Gelap ini
Kuucap berjuta kata maki
Malam ini
Bersama bulan aku menari
Gelap ini
Ditepi pantai aku menangis

Tanpa dirimu dekat dimataku
Aku bagai ikan tanpa air
Tanpa dirimu ada disisiku
Aku bagai hiu tanpa taring
Tanpa dirimu dekap dipelukku
Aku bagai pantai tanpa lautan
Kembalilah…kasih ooo Kembalilah kasih


FIRASAT....

Getaran terasa di dada
Naluriku tertarik
Belum sempat aku berpikir
Jejak getaran itu menghilang
Apa yang telah terjadi
Akupun tak tahu mungkin sesuatu kan terjadi
Akan terjadi...

Cemas-cemas di dalam hati
Yang mengganggu...harapan
Diri ini bertanya tanpa jawaban
Dan hilangkan..... kesabaran
Mungkin..... mungkin..... mungkin
Mungkin keadilan semakin nyata
Mungkin.... kehidupan semakin baik
Mungkin... kebahgiaan datang kan terjadi perubahan
Mungkin dan mungkin yang takkan pernah pasti
Sampai kan terjadi sesuatu nanti

( theklinx.blogspot.com )

tawa...P.RAMLEE dan BENYAMIN.S





PROLOG : Kedua orang yang sudah melegenda ini tak pernah lepas dari otak kecil gwe.saat mengingat keduanya hanya tawa dan tawa saja yang ada.hampir semua film lawas kedua artis jenius ini sudah sering kali gwe tonton.ngga ada bosannya bahkan ngga ada matinya.P RAMLEE artis legendaris kebanggaan malaysia berdarah sumatra,terbukti memberikan jasa yang besar bagi negaranya,begitu juga dengan BENYAMIN.S...siapa yang ngga kenal dengan slogan " muka kampung rejeki kota "nya.sungguh benyamin adalah artis yang sederhana dan bersahaja.seingat gwe ada satu filmnya yang tidak bertema komedi...INTAN BERDURI ( sekitar tahun 70an kalau ngga salah )disini dia berperan serius dan membuahkan CITRA sebagai pemain terbaik...Allah telah memanggil keduanya tapi karyanya tetap ada di hati kita...MALAYSIA bisa bangga punya P RAMLEE,namun kita lebih bangga ada BENYAMIN....

kaulah satu satunya
diantara berjuta
insan teristimewa
patah tak tumbuh lagi
hilang belum berganti ( sheila majid...legenda )

theklinx.blogspot.com

SEKILAS TENTANG P.RAMLEE

Tan Sri Dr. P. Ramlee atau nama sebenarnya Teuku Zakaria Teuku Nyak Puteh merupakan seorang pelakon, penyanyi, pengarah, pemain muzik dan penulis lagu terkenal di Malaysia dan Singapura.

Beliau telah dilahirkan di Pulau Pinang pada 22 Mac 1929 di pagi Aidil Fitri. Bapanya yang berasal dari Lhokseumawe, Aceh, telah mendirikan rumahtangga dengan Che Mah Hussein pada tahun 1925 di Kubang Buaya, Butterworth.

Beliau menerima pendidikan awal di Sekolah Melayu Kampung Jawa dan kemudian ke Sekolah Francis Light. Seterusnya beliau menyambung pelajaran di Penang Free School sehingga meletusnya Perang Dunia Kedua.

Bermula dengan bermain ukele, P. Ramlee beralih kepada gitar dan biola di bawah bimbingan Encik Kamaruddin (pemimpin brass band di Penang Free School). Beliau menyertai Orkes Teruna Sekampung dan kemudian Sinaran Bintang Sore. Beliau pernah menjadi juara nyanyian anjuran Radio Pulau Pinang pada tahun 1947 dan terpilih sebagai Bintang Penyanyi Utama Malaya. Dalam pertandingan itu, beliau menggunakan huruf "P" (bagi Puteh) di awal namanya dan kekallah nama P. Ramlee itu hingga ke akhir hayatnya.

Filem pertama lakonan P.Ramlee adalah "Chinta" pada tahun 1948. Beliau memegang peranan sebagai penjahat dan nyanyian latar. Kejayaannya terus berkembang dan telah berjaya berlakun di dalam 27 buah filem di antara tahun 1948 hingga 1955. Salah seorang pendorong dan guru P. Ramlee dalam dunia perfileman Melayu adalah Datuk L. Krishnan (Pengarah filem Melayu tahun 50-an dan 60-an yang terkenal). Gaya lakonan P. Ramlee yang amat berjaya itu adalah hasil inspirasi P. Ramlee daripada dua pelakon terkenal India Selatan iaitu MGR dan Sivaji Ganesan. Filem terakhir lakonan beliau ialah "Laksamana Do Re Mi" pada tahun 1972 dan lagu dan lirik terakhirnya adalah "Ayer Mata Di Kuala Lumpur" pada tahun 1973 sebelum beliau menghembuskan nafas terakhirnya.

Perkahwinan

P. Ramlee pernah berkahwin tiga kali. Kali pertama beliau berkahwin dengan Junaidah Daeng Harris tetapi perkahwinan mereka tidak kekal lama. Perkahwinan kedua P. Ramlee adalah dengan Noorizan Mohd Noor, seorang kerabat diraja Perak yang sanggup meninggalkan alam istana demi orang yang dicintainya itu. Walau bagaimanapun, Norizan mengharapkan sesuatu yang lebih dari perkahwinan mereka tetapi P. Ramlee lebih menumpukan hidupnya kepada kerjaya seninya yang menyebakan perkahwinan mereka retak. Kali terakhir adalah dengan Salmah Ismail (Saloma) pada 1961.

Wanita dalam hidup P. Ramlee menyintai beliau atas sebab-sebab yang berbeza. Isteri pertama beliau, Junaidah, menyintai P. Ramlee ketika beliau masih belum ternama manakala Norizan menyintai P. Ramlee sebagai seorang seniman dan pembikin filem yang terkenal. Walau bagaimanapun, Saloma menyintai P. Ramlee seadanya iaitu sebagai seorang seniman dan sebagai seorang yang biasa yang menyebabkan Saloma menjadi teman hidup sehati sejiwa beliau sehingga ke akhir hayat.

Penghargaan sebelum@selepas pemergian

P. Ramlee telah kembali ke Rahmatullah pada pagi Selasa 29 Mei 1973 ketika berusia 44 tahun dan jenazahnya dikebumikan di Tanah Perkuburan Islam Jalan Ampang Kuala Lumpur. Bagi mengenang jasa dan sumbangannya, semasa hayatnya beliau dianugerahkan darjah Ahli Mangku Negara (AMN) oleh YDPAgong ke3 pada 3 Jun 1964 (rujuk gambar di sebelah).

Selepas pemergian pula Allahyarham telah dianugerahkan Bintang Kebesaran Darjah Panglima Setia Mahkota oleh Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong pada tahun 1990 yang membawa gelaran Tan Sri. Selain itu rumah terakhir beliau di Jalan Dedap, Setapak telah diubahsuai dan dijadikan sebagai "Pustaka Peringatan P.Ramlee" pada tahun 1986. Manakala di tengah pusat bandar raya Kuala Lumpur namanya turut diabadikan pada sebatang jalan iaitu Jalan P Ramlee (dahulunya Jalan Parry) pada tahun 1982. Beliau turut mendapat penghargaan doktor falsafah dalam bidang seni persembahan pada tahun 2005 yang membawa gelaran "doktor".

Kemudian, sempena 50 tahun kemerdekaan Malaysia iaitu pada tahun 2007, P. Ramlee telah terpilih sebagai 10 calon terakhir bagi program "Anak Gemilang Malaysia" yang mengiktiraf rakyat Malaysia yang banyak memberi sumbangan kepada negara dan kejayaannya menaikkan nama negara di mata dunia.

Pada tahun yang sama, kisah hidup beliau juga telah dipentaskan dalam satu pementasan teater muzikal dengan tajuk "P. Ramlee - The Musical... Hidup, Cinta and Inspirasi".....( gwe kutip dari lirikami,nostagiazam.blogspot.com )...jejak langkahku...theklinx.blogspot.com.


Benyamin Sueb - Seniman Betawi Serba Bisa (1939-1995)

Ia menjadi figur yang melegenda di kalangan masyarakat Betawi khususnya karena berhasil menjadikan budaya Betawi dikenal luas hingga ke mancanegara. Celetukan "muke lu jauh" atau "kingkong lu lawan" pasti mengingatkan masyarakat pada Benyamin Sueb, seniman Betawi serba bisa yang sudah menghasilkan kurang lebih 75 album musik, 53 judul film serta menyabet dua Piala Citra ini.

Sejak kecil, Benyamin Sueb sudah merasakan getirnya kehidupan. Bungsu delapan bersaudara pasangan Suaeb-Aisyah kehilangan bapaknya sejak umur dua tahun. Karena kondisi ekonomi keluarga yang tak menentu, si kocak Ben sejak umur tiga tahun diijinkan ngamen keliling kampung dan hasilnya buat biaya sekolah kakak-kakaknya.

Benyamin sering mengamen ke tetangga menyanyikan lagu Sunda Ujang-Ujang Nur sambil bergoyang badan. Orang yang melihat aksinya menjadi tertawa lalu memberikannya recehan 5 sen dan sepotong kue sebagai "imbalan".

Penampilan Benyamin kecil memang sudah beda, sifatnya yang jahil namun humoris membuat Benyamin disenangi teman-temannya. Seniman yang lahir di Kemayoran, 5 Maret 1939 ini sudah terlihat bakatnya sejak anak-anak.

Bakat seninya tak lepas dari pengaruh sang kakek, dua engkong Benyamin yaitu Saiti, peniup klarinet dan Haji Ung, pemain Dulmuluk, sebuah teater rakyat - menurunkan darah seni itu dan Haji Ung (Jiung) yang juga pemain teater rakyat di zaman kolonial Belanda. Sewaktu kecil, bersama 7 kakak-kakaknya, Benyamin sempat membuat orkes kaleng.

Benyamin bersama saudara-saudaranya membuat alat-alat musik dari barang bekas. Rebab dari kotak obat, stem basnya dari kaleng drum minyak besi, keroncongnya dari kaleng biskuit. Dengan "alat musik" itu mereka sering membawakan lagu-lagu Belanda tempo dulu.

Kelompok musik kaleng rombeng yang dibentuk Benyamin saat berusia 6 tahun menjadi cikal bakal kiprah Benyamin di dunia seni. Dari tujuh saudara kandungnya, Rohani (kakak pertama), Moh Noer (kedua), Otto Suprapto (ketiga), Siti Rohaya (keempat), Moenadji (kelima), Ruslan (keenam), dan Saidi (ketujuh), tercatat hanya Benyamin yang memiliki nama besar sebagai seniman Betawi.

Benyamin memulai Sekolah Dasar (dulu disebut Sekolah Rakyat) Bendungan Jago sejak umur 7 tahun. Sifatnya yang periang, pemberani, kocak, pintar dan disiplin, ditambah suaranya yang bagus dan banyak teman, menjadikan Ben sering ditraktir teman-teman sekolahnya.

SD kelas 5-6 pindah ke SD Santo Yusuf Bandung. SMP di Jakarta lagi, masuk Taman Madya Cikini. Satu sekolahan dengan pelawak Ateng. Di sekolah Taman Madya, ia tergolong nakal. Pernah melabrak gurunya ketika akan kenaikan kelas, ia mengancam, "Kalau gue kagak naik lantaran aljabar, awas!" Lulus SMP ia melanjutkan SMA di Taman Siswa Kemayoran. Sempat setahun kuliah di Akademi Bank Jakarta, tapi tidak tamat.Ben03

Benyamin mengaku tidak punya cita-cita yang pasti. "Tergantung kondisi," kata penyanyi dan pemain film yang suka membanyol ini. Benyamin pernah mencoba mendaftar untuk jadi pilot, tetapi urung gara-gara dilarang ibunya.
Ia akhirnya menjadi pedagang roti dorong. Pada 1959, ia ditawari bekerja di perusahaan bis PPD, langsung diterima . "Tidak ada pilihan lain," katanya. Pangkatnya cuma kenek, dengan trayek Lapangan Banteng - Pasar Rumput. Itu pun tidak lama. "Habis, gaji tetap belum terima, dapat sopir ngajarin korupsi melulu," tuturnya. Korupsi yang dimaksud ialah, ongkos penumpang ditarik, tetapi karcis tidak diberikan.
Ia sendiri mula-mula takut korupsi, tetapi sang sopir memaksa. Sialnya, tertangkap basah ketika ada razia. Benyamin tidak berani lagi muncul ke pool bis PPD. Kabur, daripada diusut.

Baru setelah menikah dengan Noni pada 1959 (mereka bercerai 7 Juli 1979, tetapi rujuk kembali pada tahun itu juga), Benyamin kembali menekuni musik. Bersama teman-teman sekampung di Kemayoran, mereka membentuk Melodyan Boy. Benyamin nyanyi sambil memainkan bongo. Bersama bandnya ini pula, dua lagu Benyamin terkenang sampai sekarang, Si Jampang dan Nonton Bioskop.

Sebenarnya selain menekuni dunia seni, Benyamin juga sempat menimba ilmu dan bekerja di lahan yang "serius" diantaranya mengikuti Kursus Lembaga Pembinaan Perusahaan dan Pembinaan Ketatalaksanaan (1960), Latihan Dasar Kemiliteran Kodam V Jaya (1960), Kursus Administrasi Negara (1964), bekerja di Bagian Amunisi Peralatan AD (1959-1960), Bagian Musik Kodam V Jaya (1957-1969), dan Kepala Bagian Perusahaan Daerah Kriya Jaya (1960-1969).

Bangben-1992Dari berkesenian, hidup Benyamin (dan keluarganya) berbalik tak lagi getir. Debutnya Si Jampang, mengalir setelah itu Kompor Mleduk belakangan dinyanyikan ulang oleh Harapan Jaya, Begini Begitu (duet Ida Royani), Nonton Bioskop (dibawakan Bing Slamet) dan puluhan lagu karya Benyamin yang lain.

Tidak puas dengan hanya menyanyi, Benyamin lalu main film. Diawali Honey Money and Jakarta Fair (1970) lalu mengucur deras puluhan film lainnya. Seniman yang suka "mengomel" bila melawak ini menjadi salah satu pemain yang namanya sering digunakan menjadi judul film. Selain Benyamin tercatat diantaranya Bing Slamet, Ateng, dan Bagio.

Judulnya, antara lain Benyamin Biang Kerok (Nawi Ismail, 1972), Benyamin Brengsek (Nawi Ismail, 1973), Benyamin Jatuh Cinta (Syamsul Fuad, 1976), Benyamin Raja Lenong (Syamsul Fuad, 1975), Benyamin Si Abunawas (Fritz Schadt, 1974), Benyamin Spion 025 (Tjut Jalil, 1974), Traktor Benyamin (Lilik Sudjio, 1975), Jimat Benyamin (Bay Isbahi, 1973), dan Benyamin Tukang Ngibul (Nawi Ismail,1975).

Dia juga main di film seperti Ratu Amplop (Nawi Ismail, 1974), Cukong Blo"on (Hardy, Chaidir Djafar, 1973),Tarsan Kota (Lilik Sudjio, 1974), Samson Betawi (Nawi Ismail, 1975), Tiga Janggo (Nawi Ismail, 1976), Tarsan Pensiunan (Lilik Sudjio, 1976), Zorro Kemayoran (Lilik Sudjoi, 1976). Sementara Intan Berduri (Turino Djunaidi, 1972) membuat dirinya, dan Rima Melati, meraih Piala Citra 1973.

Benyamin juga membuat perusahaan sendiri bernama Jiung Film - diantara produksinya Benyamin Koboi Ngungsi (Nawi Ismail, 1975) - bahkan menyutradarai Musuh Bebuyutan (1974) dan Hippies Lokal (1976). Sayang, usahanya mengalami kemunduran, dan PT Jiung Film dibekukan tahun 1979.

Benyamin tidak selalu menjadi bintang utama di setiap filmnya. Seperti layaknya semua orang, ada proses dimana Benyamin "hanya" menjadi figuran atau paling mentok menjadi aktor pembantu. Dalam hal ini, paling tidak ada dua nama yang patut disebut, yaitu Bing Slamet dan Sjuman Djaya. Walau sudah merintis karir sebagai "bintang film" lewat film perdananya, Banteng Betawi (Nawi Ismail,1971) yang merupakan lanjutan dari Si Pitung (Nawi Ismail, 1970), tetapi kedua nama besar itulah yang mempertajam kemampuan akting Benyamin.

Dalam "berguru" dengan Bing Slamet, Benyamin tidak saja bekerja sama dalam hal musik - seperti dalam lagu Nonton Bioskop dan Brang Breng Brong. Tapi dalam hal film pun dilakoninya. Terlihat dengan jelas, di film Ambisi (Nya Abbas Acup, 1973) -sebuah "komidi musikal" yang diotaki oleh Bing Slamet - Benyamin menjadi teman sang aktor utama, Bing Slamet menjadi penyiar Undur-Undur Broadcasting.

Bangben_action-77 Di film ini, sudah terlihat gaya "asal goblek" Benyamin yang penuh improvisasi dan memancing tawa. Di sini, dia berduet dengan Bing Slamet lewat lagu Tukang Sayur. Tetapi, sebenarnya, setahun sebelumnya, Benyamin juga diajak ikutan main Bing Slamet Setan Djalanan (Hasmanan, 1972). Karena itulah, saat sahabatnya itu wafat pada 17 Desember 1974, Benyamin tak dapat menahan tangisnya.

Dengan Sjuman Djaya, Benyamin diajak main Si Doel Anak Betawi (Sjuman Djaya, 1973). Dirinya menjadi ayah si Doel, yang diperankan oleh Rano Karno kecil. Perannya serius tapi, seperti stereotipe orang Betawi, kocak dan tetap "asal goblek".

Adegan terdasyat film ini adalah saat pertemuan antara abang-adik yang diperankan oleh Benyamin dan Sjuman Djaya sendiri, terlihat ketegangan dan kepiawaian akting keduanya yang mampu mengaduk-aduk emosi penonton. Talenta itu direkam oleh ayah dari Djenar Maesa Ayu dan Aksan Syuman, dan dua tahun kemudian Benyamin pun main film sekuelnya, Si Doel Anak Modern (Sjuman Djaya, 1975). Kali ini Benyamin menjadi bintang utamanya, dan meraih Piala Citra.

Yang menarik, lebih dari dua puluh tahun kemudian Rano Karno membuat versi sinetronnya. Castingnya nyaris sama: Rano sebagai Si Doel, Benyamin sebagai ayahnya - selain theme song-nya dan settingnya yang hanya diubah sedikit saja. Lagi-lagi Benyamin menjadi aktor pendukung, tapi kehadirannya sungguh bermakna.

Sebenarnya ada satu lagi film yang dirinya bukan aktor utama, tetapi sangat dominan bahkan namanya dijadikan subjudul atawa tagline: Benyamin vs Drakula. Film itu adalah Drakula Mantu, karya si Raja Komedi Nyak Abbas Akub tahun 1974. Film bergenre komedi horor itu "memaksa" Benyamin beradu akting dengan Tan Tjeng Bok, si aktor tiga zaman. Begitulah, meski beberapa kali pernah tidak "menjabat" sebagai aktor utama, tetapi kehadirannya mencuri perhatian penonton saat itu.

Penyanyi Beneran

Tahun 1992, saat sibuk main sinetron dan film televisi (Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan) Benyamin mengutarakan keinginannya pada Harry Sabar, "Gue mau dong rekaman kayak penyanyi beneran."

Maka, bersama Harry Sabar (alm), Keenan Nasution, Odink Nasution, dan Aditya, jadilah band Gambang Kromong Al-Haj dengan album Biang Kerok. Lagu seperti Biang Kerok serta Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut. Inilah band dan album terakhir Benyamin.

"Di lagu itu, entah kenapa, Ben menyanyi seperti berdoa, khusuk. Coba saja
dengar Ampunan," jelas Harry waktu itu, sang music director. "Mungkin sudah tahu
kalau hidupnya tinggal sebentar," imbuhnya. Memang betul, setelah album itu
keluar, Benyamin sakit keras, dan rencana promosi ditunda dan tak pernah lagi
terwujud kecuali beberapa pentas.

Di album ini, Benyamin menyanyi dengan "serius". Tetapi, lagi-lagi, seserius apa pun, tetap saja orang-orang yang terlibat tertawa terpingkal-pingkal saat Benyamin rekaman lagu I"m a Teacher dan Kisah Kucing Tua dengan penuh improvisasi. Sementara lagu Dingin Dingin Dimandiin dan Biang Kerok bernuansa cadas. Dan Ampunanmu kental dengan progressive rock, diantaranya nuansa Watcher of the Sky dari Genesis era Peter Gabriel.

Yang menarik, masih menurut Harry, saat Benyamin menonton Earth, Wind, and Fire di Amerika - saat menjenguk anaknya yang kuliah di sana - dia langsung komentar, "Nyanyi yang kayak gitu, asyik kali ye?", dan nuansa itu pun hadir di beberapa lagu di album itu, salah satunya dengan sedikit sentuhan Lady Madonna dari The Beatles.

Benyamin yang sudah tiga kali menunaikan ibadah haji ini meninggal dunia seusai main sepakbola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan jantung. Ia bukan lagi sekadar sebagai tokoh masyarakat Betawi, melainkan legenda seniman terbesar yang pernah ada. Karena itu banyak orang merasa kehilangan saat dirinya dipanggil Yang Maha Kuasa.

Dari pelawak yang pernah tampil dalam variety show Benjamin Show sambil tour dari kota ke kota sampai Malaysia dan Singapura ini muncul banyak idiom atau celetukan yang sampai kini masih melekat di telinga masyarakat, khususnya warga Jakarta. Sebut saja, aje gile, ma"di kepe, atau ma"di rodok, yang semuanya lahir dari lidah Benyamin.

Ben02Biodata
Nama: Benyamin Sueb
Lahir: Jakarta, 5 Maret 1939
Meninggal: Jakarta, 5 September 1995
Isteri: Noni (Menikah tahun 1959)

Pendidikan:

*
Kursus Lembaga Pembinaan Perusahaan & Ketatalaksanaan, Jakarta (1960)
*
Akademi Bank Jakarta, Jakarta (tidak tamat)
*
SMA Taman Madya (Taman Siswa), Jakarta (1958)
*
SMPN Menteng, Jakarta (1955)

Riwayat Pekerjaan:

*
Aktor, penyanyi, penghibur
*
Kondektur PPD (1959)
*
Bagian Amunisi Peralatan AD (1959-1960)
*
Bagian Musik Kodam V Jaya (1957-1968)
*
Kepala Bagian Perusahaan Daerah Kriya Jaya (1960-1969)

Penghargaan:

*
Meraih Piala Citra 1973 dalam film Intan Berduri (Turino Djunaidi, 1972) bersama Rima Melati
*
Meraih Piala Citra 1975 dalam film Si Doel Anak Modern (Sjuman Djaya, 1975)

Film yang dibintangi:

* 01. Honey Money and Jakarta Fair (1970)
* 02. Dunia Belum Kiamat (1971)
* 03. Hostess Anita (1971)
* 04. Brandal-brandal Metropolitan (1971)
* 05. Banteng Betawi (1971)
* 06. Bing Slamet Setan Jalanan (1972)
* 07. Angkara Murka (1972)
* 08. Intan Berduri (1972)
* 09. Biang Kerok (1972)
* 10. Si Doel Anak Betawi (1973)
* 11. Akhir Sebuah Impian (1973)
* 12. Jimat Benyamin (1973)
* 13. Biang Kerok Beruntung (1973)
* 14. Percintaan (1973)
* 15. Cukong Bloon (1973)
* 16. Ambisi (1973)
* 17. Benyamin Brengsek (1973)
* 18. Si Rano (1973)
* 19. Bapak Kawin Lagi (1973)
* 20. Musuh Bebuyutan (1974)
* 21. Ratu Amplop (1974)
* 22. Benyamin Si Abu Nawas (1974)
* 23. Benyamin spion 025 (1974)
* 24. Tarzan Kota (1974)
* 25. Drakula Mantu (1974)
* 26. Buaya Gile (1975)
* 27. Benyamin Tukang Ngibul (1975)
* 28. Setan Kuburan (1975)
* 29. Benyamin Koboi Ngungsi (1975)
* 30. Benyamin Raja Lenong (1975)
* 31. Traktor Benyamin (1975)
* 32. Samson Betawi (1975)
* 33. Zorro Kemayoran (1976)
* 34. Hipies Lokal (1976)
* 35. Si Doel Anak Modern (1976)
* 36. Tiga Jango (1976)
* 37. Benyamin Jatuh Cinta (1976)
* 38. Tarzan Pensiunan (1976)
* 39. Pinangan (1976)
* 40. Sorga (1977)
* 41. Raja Copet (1977)
* 42. Tuan, Nyonya dan Pelayan (1977)
* 43. Selangit Mesra (1977)
* 44. Duyung Ajaib (1978)
* 45. Dukun Kota (1978)
* 46. Betty Bencong Slebor (1978)
* 47. Bersemi Di Lembah Tidar (1978)
* 48. Musang Berjanggut (1981)
* 49. Tante Girang (1983)
* 50. Sama Gilanya (1983)
* 51. Dunia Makin Tua/Asal Tahu Saja (1984)
* 52. Koboi Insyaf/Komedi lawak "88 (1988)
* 53. Kabayan Saba Kota (1992)

Benyamin, Enggak "Ade Duenye"

Bens2Meraih Piala Citra sebagai Pemeran Pria Terbaik pada Festival Film Indonesia 1973 lewat film Intan Berduri dan 1974 dengan Si Doel Anak Modern tidak menepis popularitas Benyamin Suaeb sebagai penyanyi. Lagu-lagunya yang menggunakan bahasa khas Betawi juga tidak menjadi penghalang bagi pendengar kaset atau penonton pertunjukannya untuk menikmati keserbabisaan Benyamin di atas panggung.

Selain digandrungi di negerinya sendiri, Benyamin juga sangat dikenal di Malaysia. Bahkan, dia sempat manggung di Moskwa, Rusia.

Jauh sebelum Iwan Fals melancarkan protes lewat Bento dan Bongkar tahun 1990, Benyamin sudah melakukan hal yang sama dengan lagu Digusur 20 tahun sebelumnya. Hanya saja, Benyamin menggunakan bahasa khas Betawi yang sarat humor sehingga Digusur justru menimbulkan senyum Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

Sementara lagunya yang mengkritik pemerintah, berjudul Pungli, memperoleh penghargaan dari Kopkamtib. Lagu itu dianggap menunjang program Operasi Tertib yang sedang digalakkan pemerintah tahun 1977.

Orang pertama yang membuat Benyamin berani menjadi penyanyi adalah Bing Slamet. Setelah menyerahkan lagu ciptaannya, Nonton Bioskop, untuk direkam Bing Slamet, Benyamin justru disarankan membawakan sendiri lagu itu.

Lagu yang berirama pop itu sempat populer lewat suara Bing Slamet. Tak heran jika air mata Benyamin mengalir deras dan menangis sesenggukan ketika Bing Slamet tutup usia pada 17 Desember 1974. Anak Kemayoran yang lahir sebagai Benyamin Suaeb dan namanya diabadikan pada sebuah jalan di tempat kelahirannya itu mulai menjadi penyanyi pop sebelum dikenal sebagai penyanyi khas lagu Betawi dan bintang film. Ia mendirikan grup Melodi Ria tahun 1957 dan bermain bersama pemusik jazz Jack Lesmana dan Bill Saragih, serta si penyanyi Patah Hati, Rachmat Kartolo.

Melodi Ria beranggotakan Rachman A (gitar melodi), Heri Sukarjo (bas betot), Achmad (klarinet), Imam Kartolo (piano, saksofon), Suparlan (gitar), Saidi S (bongo), Eli Srikudus (penyanyi), Rachmat Kartolo (penyanyi), dan Benyamin (penyanyi). Bersama grup ini, Benyamin sempat merekam sejumlah lagu, antara lain Kisah Cinta, Panon Hideung, Nonton Bioskop, dan Si Neneng.

Naga Mustika

Kiprahnya dalam musik pop membawa Benyamin ke klub-klub malam. Saat itu dia menyanyikan lagu-lagu Barat seperti Unchained Melody, Blue Moon, dan El Mondo. Tetapi, apesnya, sebagaimana Koes Bersaudara yang dijebloskan ke penjara karena membawakan lagu-lagu The Beatles, Benyamin juga diganyang dan dilarang manggung di klub-klub malam.Ben04

Larangan membawakan lagu ngak-ngik-ngok atau lagu Barat itu dikeluarkan oleh Presiden Soekarno tahun 1965. Tetapi, Benyamin ternyata tidak patah arang. Dia memutar otak dan sebagai jalan keluarnya ia menyanyikan lagu-lagu khas Betawi dengan iringan musik gambang kromong.

"Kalau tidak ada larangan Bung Karno, saya barangkali tidak akan pernah menjadi penyanyi lagu-lagu Betawi," kata penyanyi kelahiran Jakarta, 5 Maret 1939, ini kepada Kompas tahun 1994, satu tahun sebelum menutup usianya setelah kena serangan jantung ketika sedang bermain olahraga kesenangannya, sepak bola. Dia dirawat selama sembilan hari di Rumah Sakit Harapan Kita sebelum meninggal 5 September 1995.

Untuk melaksanakan niatnya membawakan lagu-lagu dengan ciri khas Betawi, Benyamin bergabung dengan grup gambang kromong Naga Mustika pimpinan Suryahanda. Keberhasilan Benyamin tidak terlepas dari musik yang ditata "jago-jago" gambang kromong waktu itu, seperti Budiman BJ, Darmanto, dan Asep S.

Sebagai anggota grup Naga Mustika, Asep S juga menciptakan sejumlah lagu untuk dinyanyikan duet Benyamin dan Ida Royani, seperti Tukang Loak, Bertengkar, Si Bontot, Luntang- Lantung, Muara Angke, Si Jabrik, Nasib, Pelayan Toko, Si Denok, Petik Kembang, Layar Tancep, Pacar Biduan, Pulang Kerje, Tuak Manis, Tukang Grobak, Gara-Gara Anak, dan Pacar Biduan.

Duet Benyamin dan Ida Royani dengan lagu-lagu gambang kromongnya bisa dikatakan paling populer pada awal tahun 1970-an. Diperkirakan, mereka menyanyikan sekitar 150 lagu yang diciptakan Benyamin maupun pencipta lagu lainnya seperti Joko S atau abang Benyamin sendiri, Saidi Suaeb.

"Saya bertemu pertama kali dengan Benyamin di Studio Dimita. Pemilik studio itu, Oom Dick Tamimi, menawarkan saya membawakan lagu ciptaan seorang yang belum saya kenal. Ketika diperkenalkan, saya bertemu seorang pemuda yang dekil dan bersandal jepit. Dia senyum-senyum kepada saya. Lagunya yang berirama pop, saya tolak. Soalnya waktu itu saya dikenal sebagai penyanyi yang fensi (trendi) dengan celana hot pants dan sepatu lars," kenang Ida Royani yang sekarang berusia 50 tahun ketika dihubungi awal Februari 2004.

Akan tetapi, entah mengapa, ketika Dick Tamimi kemudian menawarkan berduet dengan pemuda dekil itu pada tahun 1970, Ida bersedia. Padahal, penggemarnya banyak yang protes dan merasa Ida yang populer dengan lagu-lagu popnya dianggap tidak cocok berduet dengan Benyamin. Namun, Ida jalan terus dan sampai tahun 1990, atau 20 tahun kemudian, masih berduet dengan Benyamin dalam rekaman maupun tampil di atas panggung.

Lagu-lagu Benyamin dan Ida Royani adalah gambaran nyata kehidupan masyarakat Betawi. Begitu melihat judulnya saja, langsung bisa dirasakan kebetawiannya. Ada Ngidam Lagi, Ngupi, Nonton Cokek, Ondel-Ondel, Onta Punya Cerita, Pendaringan, Penganten Sunat, Kompor Meleduk, Roti Gambang, Layar Tancep, atau Pulang Kerje.

"Meskipun beberapa di antara lagu-lagunya berbau Sunda, Benyamin membuatnya
menjadi milik Betawi. Misalnya, Ayun Ambing, lagu yang meninabobokan anak," ujar
seniman Betawi, SM Ardan, sambil menambahkan bahwa lagu-lagu Benyamin juga
berlirik kocak dengan gaya Betawi.

Coba lihat lirik Nonton Bioskop: Jalan kaki di gang gelap/Pulang-pulang nginjek gituan (kotoran manusia). Dan juga sangat nakal sehingga sering bagaikan "pisau bermata dua" atau berkonotasi porno: Gimane lobangnya aje/Kecil atawe gede (lagu Tukang Solder).

Atau dalam lagu Perkutut. Liriknya begini: Burung gue pegangin (Benyamin)/Ogah ah/Mendingan dilepasin (Ida Royani)/Ntar die menclok di wuwungan laen (Benyamin)/Pengen tahu die menclok sembarangan/Gue jepret (Ida Royani).

Sampai tahun 1974 Benyamin menghasilkan sekitar 20 album yang berisikan lagu-lagu yang dia nyanyikan sendiri maupun berduet dengan penyanyi lain. Nyebur-nya penyanyi yang memperoleh penghargaan dari Yayasan Husni Thamrin pada tahun 1974 untuk pengabdiannya dalam bidang musik ini bersama musik gambang kromong ke industri musik Indonesia sedikit banyak juga terpengaruh apa yang dilakukan Vivi Sumanti dan Lilies Suryani, yang sudah terlebih dahulu menyanyi dengan iringan musik yang biasanya mengiringi pertunjukan lenong ini.

"Kelebihan Benyamin adalah lagak dan gayanya, selain lirik lagu. Kami sempat
manggung ke seluruh Indonesia. Di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, atau Irian,
kebanyakan penonton tidak mengerti bahasa Betawi. Tetapi, mereka tertawa
terpingkal-pingkal melihat Benyamin di atas panggung," kenang Ida Royani yang
menikah dengan pemusik Keenan Nasution tahun 1979.

Mewakili zamannya

Bangben-1971Menelaah lagu-lagu Benyamin, kita juga bisa langsung membaca keadaan pada waktu lagu-lagu itu dibawakan. Hostess (istilah untuk wanita-wanita muda yang bekerja di kelab malam) menggambarkan pengalaman Benyamin ketika malang melintang di kehidupan malam Jakarta. Demikian juga steambath yang merekam praktik prostitusi terselubung yang marak di kota-kota besar pada tahun 1970-an.

Bayi Tabung adalah rekaman peristiwa yang menjadi topik sejarah saat lagu itu diluncurkan. Sementara kata taisen, yang kemudian di kalangan muda-mudi artinya menjadi pacar, berasal dari judi hwahwe yang marak di Jakarta akhir 1960-an dan awal 1970-an.

Judi itu menjanjikan 36 angka keberuntungan dengan simbol binatang pada setiap angkanya. Angka 1 (ikan bandeng), misalnya, taisen-nya angka 5 (singa), angka 30 (monyet) taisen-nya angka 23 (ikan mas koki), dan seterusnya. "Kalau adek jadi ikan mas koki, abang yang jadi taisennya... monyet dong," kata Benyamin dalam salah satu lirik lagunya. Walaupun judul lagu Benyamin sering terkesan "sembarangan", seperti Brang Breng Brong (yang diciptakannya bersama Bing Slamet), Cong Cong Balicong, Kompal Kampil, Petangtang Petingting, atau Abakikik Abakikuk, masyarakat yang menerima kebiasaannya itu justru bertambah luas. Kebiasaan ini terus terlihat dalam lagu yang lain, Bom Pim Pah (duetnya bersama Rita Sahara), atau duetnya bersama Euis Darliah, Ngaca, atau yang dinyanyikannya sendiri, Ngaco atau Mumpung.

Bukan hanya judul dihasilkannya seketika, lirik lagunya juga muncul spontan. Judul dan lirik lagu Begini Begitu idenya muncul begitu saja di studio rekaman. "Kalau saya kehabisan ide, biasanya saya berteriak atau ngedumel. Eh, enggak tahunya, teriak atau dumelan saya itu menjadi kata yang pas untuk lagu saya," kata Benyamin pada suatu ketika.

"Itu yang namanya senggakan. Biasanya yang demikian itu memang muncul secara
spontan, sebagaimana dialog-dialog pemain lenong, muncul begitu saja di atas
panggung," komentar SM Ardan, yang sekarang sedang menyusun biografi aktor
Sukarno M Noor.

Di samping pop dan gambang kromong, Benyamin juga merambah jenis musik yang sedang mewabah pada tahun 1970-an, seperti blues, rock, hustle, dan disko. Walau demikian, Benyamin tidak lupa pada keroncong dan seriosa, sebagaimana Blues Kejepit Pintu, Seriosa, Kroncong Kompeni, Stambul Nona Manis, atau Stambul Kelapa Puan.

Keserbabisaan Benyamin yang lain ditunjukannya dalam lagu Disangka Nyolong atau Dingin Dingin Dimandiin, yang dibawakannya dengan dengan gaya menangis, tetapi tetap saja menimbulkan tawa pendengarnya.

Benyamin juga tidak lupa menyanyi tanpa canda seperti Abang Husni Thamrin atau Mengapa Harus Jumpa. Keseriusannya menyanyi diperlihatkan ketika dia membentuk grup Al Hadj pada tahun 1992, yang terdiri atas pemusik rock: Harry Sabar, Keenan Nasution, Odink Nasution, dan Aditya.

Benyamin menyanyikan lagu-lagu berirama rock, blues, dan metal: Biang Kerok, Maaf Kutak Datang, Ampunan, Mojok, I"m A Teacher, Kisah Kucing Tua, Balada Dalam Penjara, Dingin Dingin Dimandiin, Seliweran, dan Tragedi Cinta. "Waktu itu dia mengatakan ingin menyanyi lagu rock sebagaimana Achmad Albar dari God Bless. Maka kami membuat lagu dan musik yang sesuai dengan karakternya. Dia bernyanyi sangat luar biasa. Album bersama Al Hadj barangkali merupakan rekamannya yang terakhir," ujar Harry Sabar yang menciptakan Biang Kerok.

Selain merekam sekitar 300 lagu (berduet dan menyanyi sendiri dalam periode 1964-1992), Benyamin juga menghasilkan sekitar 53 film dari tahun 1970 hingga 1992. Ini belum termasuk sinetron Si Doel Anak Sekolahan (1994), dengan celetukan khas dia, "tukang insinyur", yang muncul di sini. Lalu Mat Beken dan Bergaya FM (1995). Untuk mengenang Benyamin S, Titiek Puspa menciptakan lagu dengan judul Ben yang dibawakannya sendiri ketika diadakan acara "Mengenang H Benyamin S" di Istora Senayan, Jakarta, 22 Oktober 1995.
Liriknya antara lain sebagai berikut:

".. Dia Jakarta asli Tetapi dicinta se-Nusantara Dia yang
rendah hati Hidup rukun tanpa perkara Jiwa raga seni semata Taatnya pada agama
Terpanggil-Mu saat jayanya Oh Ben kau telah pergi Pergi takkan kembali Bangga
kagum dan cinta Engkau satu tiada duanya. Benyamin memang enggak ade duenye
..."

Technorati Tags: Benyamin Sueb, Seniman, Betawi, Biang Kerok, Si Doel, Lenong, Gambang, Cokek, Kemayoran

Diposkan oleh uplot pada 9:16 PM

Label: Benyamin Sueb, Betawi, Biang Kerok, Cokek, Gambang, Kemayoran, Lenong, Seniman, Si Doel...( kutipan dari jadul blogspot..)...jejak langkahku 22/11/10...

Sabtu, 20 November 2010

INDONESIAKU....pastinya....INDONESIAMU....juga kan....?





Apa yang salah dari bangsa ini....? rasanya tidak ada, dari jaman nenek moyang INDONESIA sudah terkenal ke penjuru dunia...hasil bumi dan ragam tradisinya membuktikan bahwa negeri kita kaya akan segalanya...dan itu juga yang membuktikan penjajah betah berlama2 disini..hehehehe.tapi lihatlah indonesia sekarang,sarang koruptor,ladang kerusuhan,ajang debat orang pinter ( ngomong...haahaha...)...gwe sedih...hiks...hiks...coba simak lirik lagu ini...

kulihat ibu pertiwi..
sedang bersusah hati...
air matanya berlinang...
mas intanmu terkenang..
hutan gunung sawah lautan...
simpanan kekayaan...
kini ibu sedang susah...
merintih dan berdoa...

sungguh ini lirik yang sedehana...namun berjuta maknanya.makanya kita ngga perlu tuding sana,tuding sini...salinglah mendukung,ngga usah salah menyalahi...bukan apa siapapun orangnya dari suku mana,kalau dia mau membawa bangsa kita kearah yang lebih baik...kita DUKUNG,kita BANTU...( selagi warna benderanya masih sama dengan warna bendera kita..)...secara logika gwe orang dari indonesia manapun,ngga akan mampu berdiri sendiri,tanpa dukungan rakyatnya....pinggirkan dulu partai,belakangkan dulu kepentingan pribadi...kalau mau lihat INDONESIA tersenyum lagi...karna INDONESIAKU pastinya...INDONESIAMU...juga kan...? ( jejak langkahku...minggu 21/11/10 ).

PULAU BUNYU yang ku tahu.......



PULAU BUNYU...yang ku tau sangat indah....pulau yang bersebelahan dengan pulau TARAKAN ini dihuni oleh bermacam2 suku bangsa.hidup rukun dan damai adalah salah satu cara hidup masyarakat pulau bunyu ini.pulau bunyu juga mempunyai pantai yang indah ( maklum pulau ini di kelilingi beberapa pantai...piss bro ).saat ini penduduknya ada yang bekerja di perusahaan2 pertambangan dan mencari nafkah pada alam....yang jelas berjuta kenangan gwe ada di pulau kecil nan indah ini...kalau anda ingin menenangkan diri sejenak dari hiruk pikuknya kota dan bosannya rutinitas pekerjaan,datang aja ke sini,sekedar refreshing...atau apalah...dijamin STRESS anda akan hilang dalam sejenak.....wkwkwkwkwkwkwk...i love you bunyu...( jejak langkah...sabtu 21/11/10 ).


THE HISTORY OF BUNYU

Bunyu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kecamatan ini beribukota di Bunyu, dengan luas wilayah 198,32 km² serta berjarak ± 60 km dari ibukota kecamatan ke Tanjung Selor. Untuk mencapai kecamatan ini, dapat pula melalui Pulau Tarakan ±1 jam perjalanan dengan speed boat berpenumpang 60 orang.[1]
Topografis

Secara umum wilayah Bunyu terdiri dari daerah datar dan sebagaiannya dataran tinggi dengan tingkat kemiringan sedang.
Akses dari Ibukota

Karena Kecamatan ini berupa pulau, maka seluruh desa yang ada aksesibilitasnya bisa ditempuh dengan kendaraan darat dan sarana transportasi dalam kotanya pun juga cukup mudah dan bisa dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Sedangkan perjalanan ke ibukota Kabupaten Bulungan (Tanjung Selor) hanya bisa ditempuh melalui jalur laut, menggunakan angkutan speedboat dengan lama perjalanan sekitar 2 jam.
Demografis

Secara demografis Kecamatan Bunyu memiliki jumlah penduduk 9.810 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 5.214 jiwa dan perempuan 4.656 jiwa. Dari sejumlah penduduk itu, klasifikasi dewasa 6.603 jiwa dan anak-anak 3.267 jiwa, dengan tingkat kepadatan mencapai 49,47 jiwa/km².
Sosial Budaya

Masyarakat di Bunyu cukup beranekaragam, bagian terbesarnya adalah pendatang yang berasal dari Jawa maupun Sulawesi. Sedangkan suku aslinya adalah masyarakat Suku Tidung, dengan komposisi Suku Jawa 26,85 %, Bugis 25,11 %, Tidung 11,29 %, Banjar 9,97 % dan suku lainnya 26,78 %.

Berdasarkan agama yang dianut masyarakatnya pun juga beragam, meliputi: Islam 87,67%, Kristen Protestan/Katolik 12,13%, Hindu 0,03%, serta Budha 0,17%. Dengan Sarana ibadah yang ada di wilayah ini terdiri dari mesjid 14 buah, langgar/mushalla 4 buah dan gereja 5 buah serta vihara 1 buah. Dengan keanekaragaman tersebut, maka secara budaya dan adat istiadat pun juga beragama. Masing-masing suku yang ada secara khas menampilkan budayanya masing-masing, seperti Jawa, Bugis, Banjar, Tidung maupun lainnya.

Sebagian masyarakatnya bekerja sebagai tenaga kerja/karyawan di PT Pertamina EP Bunyu dan PT Medco Methanol Bunyu, PNS, petani kebun dan bagian terbesarnya menjadi nelayan.
Informasi Umum

Pulau Bunyu adalah pulau yang menarik. Ada pabrik Methanol milik Pertamina yang dikelola oleh Medco E&P Indonesia (milik pengusaha nasional Arifin Panigoro) di pulau tersebut. Selain itu Pertamina E&P (Hulu) juga telah lebih dari dari 40 tahun melakukan aktivitas eksplorasi dan eksploitasi migas di pulau tersebut.

Sebagai sebuah Kota Kecamatan, kota ini relatif kecil. Penduduknya mungkin hanya sekitar 10 ribu jiwa saja. Sebagian besar adalah etnis pendatang yaitu Bugis dan Jawa. Penduduk aslinya, suku Tidung umumnya berdiam di sekitar Pangkalan dan Bangsal Tengah, nama wilayah kecil di barat pulau tersebut.

Terdapat hotel kelas Melati di sekitar Pangkalan. Namun bagi anda yang menjadi tamu Medco atau Pertamina dapat tinggal di Mess perusahaan tersebut dengan fasilitas yang cukup memadai. Walaupun hanya sebuah kecamatan kecil, namun sudah banyak memberikan prestasi yang cukup gemilang, baik itu dibidang keagamaan, kesenian, pendidikan, maupun olahraga. Karena faktor bercampur baurnya masyarakat asli pulau Bunyu dengan pendatang dari luar, maka tidak heran kalau kehidupan masyarakatnya pun dapat dianggap modern, dimana dapat dilihat dari cara berpikir masyarakatnya dan juga pola kehidupannya yang cukup terpengaruh oleh zaman modern yang kemungkinan didukung oleh fasilitas fasilitas yang lumayan memadai untuk sebuah pulau kecil. Adanya warnet yang tersedia juga membuka kesempatan masyarakatnya untuk berbaur dengan dunia maya. Perpustakaan perpustakaan yang tersedia untuk umumpun jg dpt berpengaruh kepada pemikiran masyarakatnya.
Komoditi Khas

* Salak, ikan (basah dan kering)
* Komoditi olahan hasil pertanian dan perikanan lainnya
Obyek Wisata

* Pantai Nibung
* Pantai Sei Kura
* Pantai Batu Lumampu

* Pantai Tambak
* Padang Golf
* Pabrik Produksi Minyak dan Gas

* Pulau Burung
* Telaga Patra Gunung Panjang
* Air terjun Kilo 17

Potensi

* Batu Bara
* Minyak dan gas
* Perikanan dan kelautan

( sumber WIKIPEDIA...theklinx.blogspot.com )

Jumat, 19 November 2010

SEKILAS KENANGAN KAMI




MASA SEKOLAH adalah masa yg indah,masa bersuka...begitu kata sebagian orang...hmm.benar juga gwe adalah salah seorang dari mereka yg selalu mengenang masa2 remaja,saat sekolah,kumpul bareng temen dan nakal...hehehehe....video ini hadiah dari gwe tuk temen2 lama gwe saat sekolah dulu....maaf klo ngga berkenan di hati..( terserah gwe msh di akui temen ato ngga...wkwkwkwk...)...elva,nana,andi,ida,wiji,andre,lian,diece,marni plus rahman,sofyan dan yg lainnya...thanks u kalian...semoga kalian dan keluarga selalu bahagia...miss you..jejak langkahku 20/11/10


gwe selalu percaya...semua dari yang kuasa,manusia lahir,masa anak2,beranjak dewasa,berumah tangga,hingga tutup mata...semua darinya,dalam masa menuju proses2 itu,kita juga ketemu sama yg namanya : mantan teman,mantan guru dan bahkan mantan pacar...itu jga darinya...Allah yang mengatur segalanya,semuanya....life is beautiful.....(theklinx.blogspot.com)

1. CHRISYE,JOCKIE SURYOPRAYOGO,dan.....rasa cintaku...




Side A
1. Marlina (Guruh SP) - Chrisye
2. Lagu Putih (Guruh SP) - Chrisye
3. Kenang Kenangan (Guruh SP) - Chrisye
4. Puspa Indah (Guruh SP) - Chrisye
5. Lakon Manusia (Guruh SP) - Chrisye

Side B
1. Interloude (Jockie/Guruh SP) - Chrisye
2. Sirna (Guruh SP) - Chrisye
3. To My Friend On Legia Beach (guruh SP) -Chrisye
4. Gita Cinta (Guruh SP/Edi D Iskandar) - Chrisye
5. Galih Ratna (Guruh SP) - Chrisye

Para Pendukung :
Jockie S (Keyboards, Harmonika)
Chrisye (Bass, Guitar, Backing Vocal)
Jimmy Manopo (Perkusi, Drum)
Totot & Boy (Perancang Grafis Sampul muka)
Wibowo & Boy (Photo sampul muka)
Roesmin/Musica Studio (Recording Enginer)

Badai Pasti Berlalu merupakan album studio yang memuat lagu tema untuk film berjudul sama yang dirilis pada tahun 1977. Lagu-lagu dalam album ini diarahkan oleh Eros Djarot, musik dimainkan oleh Jockie Soerjoprajogo dan dinyanyikan oleh Chrisye dengan vokal pendukung oleh Berlian Hutauruk. Album ini masuk ke peringkat #1 di dalam daftar "150 Album Indonesia Terbaik" majalah Rolling Stone Indonesia bulan Desember 2007.

Side A
#Judul Pencipta Panjang
1."Pelangi" (Chrisye)Eros Djarot, Yockie Soerjoprajogo2:30
2."Merpati Putih" (Chrisye)Eros Djarot, Yockie Soerjoprajogo2:57
3."Matahari" (Berlian Hutauruk)Eros Djarot, Yockie Soerjoprajogo3:25
4."Serasa" (Chrisye)Eros Djarot, Chrisye4:41
5."Khayalku" (Chrisye, Berlian Hutauruk)Keenan Nasution, Debby Nasution3:59
6."Angin Malam" (Chrisye)Keenan Nasution, Debby Nasution3:53

Side B
#JudulPencipta Panjang
1."Merepih Alam" (Chrisye)Eros Djarot, Chrisye4:33
2."Semusim" (Chrisye, Berlian Hutauruk)Keenan Nasution, Debby Nasution3:20
3."Baju Pengantin" (Chrisye)Eros Djarot, Yockie Soerjoprajogo3:16
4."E & C & Y" (Instrumental)Eros Djarot, Chrisye, Yockie Soerjoprajogo3:26
5."Cintaku" (Chrisye)Eros Djarot, Yockie Soerjoprajogo3:56
6."Badai Pasti Berlalu" (Berlian Hutauruk)Eros Djarot, Yockie Soerjoprajogo3:34
7."Merpati Putih" (Instrumental)Eros Djarot, Yockie Soerjoprajogo







CHRISYE dan JOCKIE S dua pemusik yg tak bisa terpisahkan,karya2nya selalu menjadi inspirasi di telinga dan hati gwe...sejak dulu karya keduanya sudah menyihir gwe tuk bermusik seperti mereka,bukan itu saja filosofi CINTA gwe di masa remaja berawal dari lagu2 mereka....ck...ck...ck...coba kita dengar,..GITA CINTA SMA ( soundtrack film ),PUSPA INDAH ( soundtrack film ),DEWI MAYANG ( album SEINDAH REMBULAN 79 ),MERPATI PUTIH ( album BADAI PASTI BERLALU ) dan SELAMAT JALAN KEKASIH ( album METROPOLITAN 82 ) dan yang lainnya....sungguh ini semua bukti lagu yang tidak pernah hilang di telan masa....gwe kalau mendengar lagu2 ini lagi,sering terbawa kemasa lalu,masa remaja,masa gila2an dan masa tuk menumbuhkan jati diri....wkwkwkwkwk...CHRISYE memang sudah ngga ada, sudah pergi meninggalkan kita semua dan JOCKIE pun sekarang sudah berkurang karyanya ( mungkin sudah merasa lanjut usia ) tapi karya mereka di masa lalu tetap ada di hati ngga pernah pergi....seperti kata di lagu mereka....'' dalam kehidupan ini tiada yang kan lestari...hasratku tlah menyatu bersama dalam langkah "...hiks...hiks....( jejak langkahku...anto klinx sabtu 20-11-2010 )


Download - Marlina (Guruh Soekarno Putra) - Chrisye
Download - Lagu Putih (Guruh Soekarno Putra) - Chrisye
Download - Kenang Kenangan (Guruh Soekarno Putra) - Chrisye
Download - Puspa Indah (Guruh Soekarno Putra) - Chrisye
Download - Lakon Manusia (Guruh Soekarno Putra) - Chrisye
Download - Interlude (Guruh Soekarno Putra) - Chrisye
Download - Sirna (Guruh Soekarno Putra) - Chrisye
Download - To My Friend on Legian Beach (Guruh Soekarno Putra) - Chrisye
Download - Gita Cinta (Guruh Soekarno Putra) - Chrisye
Download - Galih Ratna (Guruh Soekarno Putra) - Chrisye


Download - Pelangi (Chrisye)
Download - Serasa (Chrisye)
Download - Angin Malam (Chrisye)
Download - Merepih Alam (Chrisye)
Download - Semusim (Berlian Hutauruk)
Download - Baju Pengantin (Chrisye)
Download - Badai Pasti Berlalu (Berlian Hutauruk)
Download - Khayalku (Berlian Hutauruk & Chrisye)
silahkan : download....hehehehe...